A.
Tujuan pendidikan islam dipandang dari segi keagamaan.
Yang dimaksud dengan
tujuan keagamaan ini adalah bahwa setiap pribadi orang muslim beramal untuk
akhirat atas petunnjak dan ilham keagamaan yang benar yang tumbuh
dan dikembangkan oleh ajaran ajaran islam yang bersih dan suci. Tujuan
keagamaan menpertemukan diri pribadi terhadap tuhannya melalui kitab kitab suci
yang menjelaskan tentang hak dan kewajiban, sunnah dan yang fardhu bagi seorang
mukallaf.
Tujuan ini menurut
pandangan pendidikan islam dan para pendidik muslim mengandung esensi yang amat
penting dalam kaitannya dengan pembinaan kepribadian individual, diibaratkan
sebagai anggota masyarakat yang harus hidup didalam nya dengan banyak bebuat
dan bekerja unuk membina sebuah gedung yang kuat dan kokoh.
Disini Nampak jelas
tentang pentingnya tujuan pendidikan ini, karena sebenarnya agama itu sendiri
mempunyai hubungan yang erat dengan berbagai aspek pendidikan kejiwaan dan
kebudayaan secara ilmiah dan falsafiyah. Maka dari itu agam mengarahkan
kebenaran yang hak, yaitu Allah SWT.
Disamping itu tujuan
keagamaan juga mengandung makna yang lebih luas yakni suatu petunjuk jalan yang
benar dimana tiap pribadi muslim mengikutiya dengan ikhlas sepanjang hayatnya,
dan juga kehidupan masyarakat berjalan secara manusiawi. Dengan demikian agama
sebenarnya memberikan berbagai topic-topik pembahasan, diantaranya yang paling
esensial adalah pembahsan dari sudut falsafah, misalnya agama berusaha
memberikan analisis yang benar terhadap permasalahan wujud alam semesta dan
tujuannya, dan menetapkan garis dan menjelakan kepada kita jalan-jalan
kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Tentang kehidupan kita di dunia
dan di akhirat, filsafat juga berusaha menganalisis problem-problemnya.
Maka dari it dapat
dikatakan keduanya sejalan dalam hal tujuan akhir dan sasarannya, yang berbeda
hanyalah pada cara atau metode yang digunakan dari masing-masing. Agama islam
dengan sifat khasnya memperteukan kedua metode itu untuk digunakan sebagi cara
mencapai hakikat segala sesuatu, karena itu meode tersebut adalah cara untuk
mencapaikepuasan dan keyakinan dan sekaligus untuk mencapai
kebenaran dan pengalaman.
Jika kita mendalami
makna dari tujuan pendidikan islam maka kita jumpai bahwa tujuan itu
menyingkap kepada kiat sejauh mana kedekatan ilmu pengetahuan dengan
agama. Kenyataan demikian memperkuat adanya bukti bahwa sesungguhnya agama kita
mempergunakn ilmu pengetahuan dalam ketetapan-ketetapan dan
keputusan-keputusannya, yang mengajak kepada penemuan kenyataan yang benar
guana memuaskan akal pikiran (rasio).
Secara normative tujuan
keagamaan juga mengandung dimensi spiritual, yaitu iman takwa, dan akhlak mulia
(yang tercermin dalam ibadah dan muamalah). Dimensi spiritual ini tersimpul
dalam satu kata yaiu akhlak mulia, yang menurut M. Atiyah Al-Abrosi sebagai
tujuan utama pendidikan islam. Al-Abrosi menyebutkan bahwa ulama’-ulama’ dan
sarjana-sarjan muslim (terdahulu) dengan penuh perhatian telah berusaha
menanamkan akhlak mulia kepada peserta didik, membiasakan mereka berpegang
kepada moral yang tinggi dan menghindari hal-hal yang tecela berfikir secara
rohaniyah dan insaniyah, serta mengunakan waktu untuk belajar ilmu-ilmu duniawi
dan ilm-lmu kegamaan, tapa melirik kepada keuntungan material.
Sementara menurut Said
Aqil Husain Al-Munawar, akhlak merupakan alat control psikis dan social bagi
individu dan masyarakat. Tanpa akhlak, mansia akan berada dalam umplan binatang
yang tidak memiliki tata nilai dalam kehidupannya. Pendidikan akhlak dalam
islam tercover dalam prinsip berpegang teguh pada kebaikan dan menjauhi
keburukan dan kemungkaran. Prinsip ini berhubungan erat dengan upaya mewujudkan
tujuan dasar pendidikan islam, yaitu ketaqwaan kepada Allah SWT. Pendidikan
menekankan kepad sikap, tabiat, dan perilaku yang menggambarkan nilai-nilai
kebaikan yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasan peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari.
B.
Tujuan Pendidikan Agama Islam Menurut Ulama’
1. Menurut Muhammad ‘Athijah Al-Abrasy
Menurut beliau jiwa
pendidikan adalah budi pekerti, pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari
pendidikan Islam, dan Islam telah menyimpulkan bahwa Akhlak dan budi pekerti
adalah jiwa dari pendidikan Islam. Mencapai suatu Akhlak yang sempurna adalah
tujuan sebenarnya dari pendidikan. Para ahli pendidikan Islam telah sepakat
bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah hanya memenuhi otak anak
didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya
ialah mendidik Akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa Fadhilah (keutamaan), membiasakan
mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan
yang suci seluruhnya Ikhlas dan Jujur.
Maka tujuan pokok dan
utama dari pendidikan Islam adalah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa.
Semua mata pelajaran haruslah mengandung pelajaran Akhlak keagamaan, karena
akhlak keagamaan adalah akhlak yang tertinggi, sedangkan Akhlak yang mulia itu
adalah tiang dari pendidikan Islam.
2. Menurut Al-Ghazali
Menurut beliau tujuan
dari pendidikan adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan pangkat dan
bermegah-megah, dan hendaklah seorang pelajar itu belajar bukan untuk menipu
orang-orang bodoh atau bermegah-megahan. Jadi pendidikan itu tidak keluar dari
pendidikan Akhlak.
3. Menurut Hadji Khalifah
Menurut beliau tujuan
dari belajar bukanlah mencari Rizki di dunia ini, tetapi maksudnya adalah untuk
sampai kepada hakikat, memperkuat Akhlak, dangan arti mencapai ilmu yang
sebenarnya dan Akhlak yang sempurna. Beliau berkata ilmu adalah suatu yang
paling lezat dan paling mulia.
Pendidikan Islam adalah
pendidikan yang paling ideal, di mana ilmu di ajarkan karena ia mengandung
kelezatan-kelezatan rohaniah, untuk sampai kepada hakikat ilmiah dan akhlak
yang terpuji.
4. Menurut Abdullah Fatah Jalal
Menurut beliau, tujuan
pendidikan Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Ia mengatakan
tujuan ini akan menghasilkan tujuan yang khusus, beliau
mengatakan bahwa tujuan itu adalah semua manusia harus menghambakan
diri kepada Allah, yang di maksud denga menghambakan diri adalah beribadah
kepada Allah.
5. Menurut Muhammad Quthb.
Menurut beliau tujuan
pendidikan lebih penting dari pada pendidikannya. Sarana pendidikan pasti
berubah dari masa ke masa, dari generasi ke generasi bahkan dari satu tempat ke
tempat yang lain. Akan tetapi tujuan pendidikan tidak berubah, yang dimaksud
adalah tujuan yang umum, sedangkan tujuan yang khusus masih dapat berubah.
Menurut Quthb tujuan umum pendidikan adalah manusia yang Taqwa, itulah manusia
yang baik menurutnya.
6. Menurut Al-Aynayni
Beliau membagi tujuan
pendidikan Islam menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum ialah
beribadah kepada Allah, maksudnya membentuk manusia yang beribadah kepada
Allah. Selanjutnya ia mengatakan bahwa tujuan ini sifatnya tetap, berlaku di
segala tempat, waktu, dan keadaan. Tujuan khusus pendidikan Islam di tetapkan
berdasarkan keadaan tempat dengan mempertimbangkan keadaan Geografi, ekonomi,
dan lain-lain yang ada di tempat itu.tujuan khusus ini dapat di rumuskan
berdasarkan ijtihad para ahli di tempat itu.
C. Tujuan Pendidikan Islam Dipandang Dari Segi Keduniaan
Tujuan ini seperti yang
diyatakan dalam pendidikan modern saat ini yang di arahkan kepada pekerjaan
yang berguna (pragmatis ) atau untuk mempersiapkan anak menghadapi kehidupan
masa depan . tujuan ini diperkuat oleh aliran paham pragmatisme yang dipelopori
oleh ahli filsafat John Dewey dan William Kilpatrick. Para ahli filsafat
pendidikan pragmatisme lebih mengarahkan pendidikan anak kepada gerakan amaliah
(ketrampilan) yang bermanfaat dalam pendidikan.
Adapun saat ini dizaman
yang penuh teknologi tujuan ini mengambil kebijakan baru,yang lebih menonjolkan
kecekatan bekerja yang cepat dalam peristiwa kehidupan dan juga memakai
setrategi pendidikan seumur hidup.
Tujuan keduniaan
didalamnya juga menyangkut dimensi budaya dan dimensi kecerdasan. Dimensi
budaya yaitu kepribadian yang mantap dan mandiri ,tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan. Dimensi ini secara universal menitikberatkan pada pembentukan
kepribadiaan muslim sebagai individu yang diarahkan kepada peningkatan dan
pengembangan factor dasar (bawaan )dan factor ajar (lingkungan )dengan
berpedoman kepada nilai –nilai keislaman. Factor dasar digali dan dikembangkan
melalui pembimbingan dan pembiasaan berfikir ,bersikap ,tingkah laku sesuai
dengan norma –norma islam. Sedangkan factor ajar dilakukan dengan cara
mempengarui individu melalui proses dan usaha membentuk kondisi yang
mencerminkan pola kehidupan yang sejalan dengan norma- norma islam.
Tanggung jawab
kemasyarakatan dapat dilakukan dengan pembentukan lingkungan social melalui
penerapan nila-nilai ahklak dalam pergaulan social. Langkah- langkah
pelaksanaannya mencakup :
1). Melatih diri untuk tidak melakukan perbuatan keji
2). Memper erat hubungan kerja sama dengan cara
menghindarkan diri dari perbuatan yang dapat mengarah pada rusaknya hubungan
social.
3). Mengalakkan perbuatan yang terpuji dn member manfaat
kepada kehidupan social .
4). Membina hubungan social sesuai dengan kode etik
dan konstitusi yang berlaku.
Dimensi kecerdasan yang membawa kemajuan yaitu cerdas, kreatif, disiplin, inofati. Roduktif dan sebagainya. dimensi kecerdasan dalam pandangan psikologi merupakan sebush proses yang mencajup 3 hal yaitu: analisis, kretifitas dan praktis.
Tujuan keduniaan ini lebih mengutamakan pada upaya unyuk mewujudkan kesejahteraan hidup di dunia dan kemanfaatannya.
[1] (Dasar-Dasar Pokok
Pendidikan Islam, 15-18, Prof. Dr. Mohd.’Athijah Al-Abrasy, 1970,
Bulan Bintang, Jakarta )
Untuk Text selanjutnya bisa anda Download Paper Lengkap dibawah ini :
DOWNLOAD
4 comments:
ane coba download, buat arsip om
Ijin donlot untuk referensi bacaan di rumah Gan, sip tetap semangat untuk menginsipirasi melalui tulisan
Nice share, Bos
Inspiratif tulisannya, lam kenal
Post a Comment