News Update :
Home » » Tujuan Pendidikan Islam Dipandang dari Segi Keagamaan dan Keduniawian

Tujuan Pendidikan Islam Dipandang dari Segi Keagamaan dan Keduniawian

Wednesday 16 April 2014 04:40

A.      Tujuan pendidikan islam dipandang dari segi keagamaan.
Yang dimaksud dengan tujuan keagamaan ini adalah bahwa setiap pribadi orang muslim beramal untuk akhirat atas petunnjak  dan ilham keagamaan yang benar yang tumbuh dan dikembangkan oleh ajaran ajaran islam yang bersih dan suci. Tujuan keagamaan menpertemukan diri pribadi terhadap tuhannya melalui kitab kitab suci yang menjelaskan tentang hak dan kewajiban, sunnah dan yang fardhu bagi seorang mukallaf.
Tujuan ini menurut pandangan pendidikan islam dan para pendidik muslim mengandung esensi yang amat penting dalam kaitannya dengan pembinaan kepribadian individual, diibaratkan sebagai anggota masyarakat yang harus hidup didalam nya dengan banyak bebuat dan bekerja unuk membina sebuah gedung yang kuat dan kokoh.
Disini Nampak jelas tentang pentingnya tujuan pendidikan ini, karena sebenarnya agama itu sendiri mempunyai hubungan yang erat dengan berbagai aspek pendidikan kejiwaan dan kebudayaan secara ilmiah dan falsafiyah. Maka dari itu agam mengarahkan kebenaran yang hak, yaitu Allah SWT.
Disamping itu tujuan keagamaan juga mengandung makna yang lebih luas yakni suatu petunjuk jalan yang benar dimana tiap pribadi muslim mengikutiya dengan ikhlas sepanjang hayatnya, dan juga kehidupan masyarakat berjalan secara manusiawi. Dengan demikian agama sebenarnya memberikan berbagai topic-topik pembahasan, diantaranya yang paling esensial adalah pembahsan dari sudut falsafah, misalnya agama berusaha memberikan analisis yang benar terhadap permasalahan wujud alam semesta dan tujuannya, dan menetapkan garis dan menjelakan kepada kita jalan-jalan kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Tentang kehidupan kita di dunia dan di akhirat, filsafat juga berusaha menganalisis problem-problemnya.
Maka dari it dapat dikatakan keduanya sejalan dalam hal tujuan akhir dan sasarannya, yang berbeda hanyalah pada cara atau metode yang digunakan dari masing-masing. Agama islam dengan sifat khasnya memperteukan kedua metode itu untuk digunakan sebagi cara mencapai hakikat segala sesuatu, karena itu meode tersebut adalah cara untuk mencapaikepuasan dan keyakinan  dan sekaligus untuk mencapai kebenaran dan pengalaman.
Jika kita mendalami makna dari tujuan pendidikan islam maka kita jumpai bahwa tujuan itu menyingkap  kepada kiat sejauh mana kedekatan ilmu pengetahuan dengan agama. Kenyataan demikian memperkuat adanya bukti bahwa sesungguhnya agama kita mempergunakn ilmu pengetahuan dalam ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusannya, yang mengajak kepada penemuan kenyataan yang benar guana memuaskan akal pikiran (rasio).
Secara normative tujuan keagamaan juga mengandung dimensi spiritual, yaitu iman takwa, dan akhlak mulia (yang tercermin dalam ibadah dan muamalah). Dimensi spiritual ini tersimpul dalam satu kata yaiu akhlak mulia, yang menurut M. Atiyah Al-Abrosi sebagai tujuan utama pendidikan islam. Al-Abrosi menyebutkan bahwa ulama’-ulama’ dan sarjana-sarjan muslim (terdahulu) dengan penuh perhatian telah berusaha menanamkan akhlak mulia kepada peserta didik, membiasakan mereka berpegang kepada moral yang tinggi dan menghindari hal-hal yang tecela berfikir secara rohaniyah dan insaniyah, serta mengunakan waktu untuk belajar ilmu-ilmu duniawi dan ilm-lmu kegamaan, tapa melirik kepada keuntungan material.
Sementara menurut Said Aqil Husain Al-Munawar, akhlak merupakan alat control psikis dan social bagi individu dan masyarakat. Tanpa akhlak, mansia akan berada dalam umplan binatang yang tidak memiliki tata nilai dalam kehidupannya. Pendidikan akhlak dalam islam tercover dalam prinsip berpegang teguh pada kebaikan dan menjauhi keburukan dan kemungkaran. Prinsip ini berhubungan erat dengan upaya mewujudkan tujuan dasar pendidikan islam, yaitu ketaqwaan kepada Allah SWT. Pendidikan menekankan kepad sikap, tabiat, dan perilaku yang menggambarkan nilai-nilai kebaikan yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
 B.       Tujuan Pendidikan Agama Islam Menurut Ulama’
1.      Menurut Muhammad ‘Athijah Al-Abrasy
Menurut beliau jiwa pendidikan adalah budi pekerti, pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari pendidikan Islam, dan Islam telah menyimpulkan bahwa Akhlak dan budi pekerti adalah jiwa dari pendidikan Islam. Mencapai suatu Akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Para ahli pendidikan Islam telah sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah hanya memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya ialah mendidik Akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa Fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya Ikhlas dan Jujur.
Maka tujuan pokok dan utama dari pendidikan Islam adalah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa. Semua mata pelajaran haruslah mengandung pelajaran Akhlak keagamaan, karena akhlak keagamaan adalah akhlak yang tertinggi, sedangkan Akhlak yang mulia itu adalah tiang dari pendidikan Islam.
2.      Menurut Al-Ghazali
Menurut beliau tujuan dari pendidikan adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan pangkat dan bermegah-megah, dan hendaklah seorang pelajar itu belajar bukan untuk menipu orang-orang bodoh atau bermegah-megahan. Jadi pendidikan itu tidak keluar dari pendidikan Akhlak.
3.      Menurut Hadji Khalifah
Menurut beliau tujuan dari belajar bukanlah mencari Rizki di dunia ini, tetapi maksudnya adalah untuk sampai kepada hakikat, memperkuat Akhlak, dangan arti mencapai ilmu yang sebenarnya dan Akhlak yang sempurna. Beliau berkata ilmu adalah suatu yang paling lezat dan paling mulia.
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang paling ideal, di mana ilmu di ajarkan karena ia mengandung kelezatan-kelezatan rohaniah, untuk sampai kepada hakikat ilmiah dan akhlak yang terpuji.       
4.      Menurut Abdullah Fatah Jalal
Menurut beliau, tujuan pendidikan Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Ia mengatakan tujuan ini akan menghasilkan tujuan yang khusus, beliau mengatakan  bahwa tujuan itu adalah semua manusia harus menghambakan diri kepada Allah, yang di maksud denga menghambakan diri adalah beribadah kepada Allah.
5.      Menurut Muhammad Quthb.
Menurut beliau tujuan pendidikan lebih penting dari pada pendidikannya. Sarana pendidikan pasti berubah dari masa ke masa, dari generasi ke generasi bahkan dari satu tempat ke tempat yang lain. Akan tetapi tujuan pendidikan tidak berubah, yang dimaksud adalah tujuan yang umum, sedangkan tujuan yang khusus masih dapat berubah. Menurut Quthb tujuan umum pendidikan adalah manusia yang Taqwa, itulah manusia yang baik menurutnya.
6.      Menurut Al-Aynayni
Beliau membagi tujuan pendidikan Islam menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum ialah beribadah kepada Allah, maksudnya membentuk manusia yang beribadah kepada Allah. Selanjutnya ia mengatakan bahwa tujuan ini sifatnya tetap, berlaku di segala tempat, waktu, dan keadaan. Tujuan khusus pendidikan Islam di tetapkan berdasarkan keadaan tempat dengan mempertimbangkan keadaan Geografi, ekonomi, dan lain-lain yang ada di tempat itu.tujuan khusus ini dapat di rumuskan berdasarkan ijtihad para ahli di tempat itu.
C.  Tujuan Pendidikan Islam Dipandang Dari Segi Keduniaan
Tujuan ini seperti yang diyatakan dalam pendidikan modern saat ini yang di arahkan kepada pekerjaan yang berguna (pragmatis ) atau untuk mempersiapkan anak menghadapi kehidupan masa depan . tujuan ini diperkuat oleh aliran paham pragmatisme yang dipelopori oleh ahli filsafat John Dewey dan William Kilpatrick. Para ahli filsafat pendidikan pragmatisme lebih mengarahkan pendidikan anak kepada gerakan amaliah (ketrampilan) yang bermanfaat dalam pendidikan.
Adapun saat ini dizaman yang penuh teknologi tujuan ini mengambil kebijakan baru,yang lebih menonjolkan kecekatan bekerja yang cepat dalam peristiwa kehidupan dan juga memakai setrategi pendidikan seumur hidup. 
Tujuan keduniaan didalamnya juga menyangkut dimensi budaya dan dimensi kecerdasan. Dimensi budaya yaitu kepribadian yang mantap dan mandiri ,tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dimensi ini secara universal menitikberatkan pada pembentukan kepribadiaan muslim sebagai individu yang diarahkan kepada peningkatan dan pengembangan factor dasar (bawaan )dan factor ajar (lingkungan )dengan berpedoman kepada nilai –nilai keislaman. Factor dasar digali dan dikembangkan melalui pembimbingan dan pembiasaan berfikir ,bersikap ,tingkah laku sesuai dengan norma –norma islam. Sedangkan factor ajar dilakukan dengan cara mempengarui individu melalui proses dan usaha membentuk kondisi yang mencerminkan pola kehidupan yang sejalan dengan norma- norma islam.
Tanggung jawab kemasyarakatan dapat dilakukan dengan pembentukan lingkungan social melalui penerapan nila-nilai ahklak dalam pergaulan social. Langkah- langkah pelaksanaannya mencakup :
1). Melatih diri untuk tidak melakukan perbuatan keji
2). Memper erat hubungan kerja sama dengan cara menghindarkan diri dari perbuatan yang dapat mengarah pada rusaknya hubungan social.
3). Mengalakkan perbuatan yang terpuji dn member manfaat kepada kehidupan social .
4). Membina hubungan social sesuai dengan kode etik dan konstitusi yang berlaku.

          Dimensi kecerdasan yang membawa kemajuan yaitu cerdas, kreatif, disiplin, inofati. Roduktif dan sebagainya. dimensi kecerdasan dalam pandangan psikologi merupakan sebush proses yang mencajup 3 hal yaitu: analisis, kretifitas dan praktis.
Tujuan keduniaan ini lebih mengutamakan pada upaya unyuk mewujudkan kesejahteraan hidup di dunia dan kemanfaatannya.



[1] (Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, 15-18, Prof. Dr. Mohd.’Athijah Al-Abrasy, 1970, Bulan Bintang, Jakarta )
Untuk Text selanjutnya bisa anda Download Paper Lengkap  dibawah ini :
DOWNLOAD
YOU MIGHT ALSO LIKE

4 comments:

Haji Abdul Malik Karim Amrullah said...

ane coba download, buat arsip om

Awik said...

Ijin donlot untuk referensi bacaan di rumah Gan, sip tetap semangat untuk menginsipirasi melalui tulisan

Dede said...

Nice share, Bos

Wewe said...

Inspiratif tulisannya, lam kenal

Post a Comment

 

© Copyright fZn Probolinggo 2014 » fZn Probolinggo. Powered by » Blogger. Template by » fZn Probolinggo.